Pratama
Di kala resah ini kian mendesah dan menggalaukan jiwaku
Kau ada di sana.
Di saat aku terluka.
Hingga akhirnya.
Tercabik-cabiklah keteguhan hatiku
Kau masih ada di sana..

Ketika aku lelah dan semangatku patah untuk meneruskan perjuangan.
Terhenti oleh kerikil –kerikil yang kurasa terlampau tajam.
Hingga akhirnya aku pun memilih jeda..!!!
Kau tetap ada di sana, memberiku isyarat untuk tetap bertahan.

Ibu..
Kau basuh kesedihanku, kehampaanku dan ketidakberdayaanku.
“Tiada lain kita hanya insan Sang Kuasa, Memiliki tugas di bumi tuk menegakkan kalimat-Nya.
Kita adalah jasad, jiwa, dan ruh yang terpadu, untuk memberi arti bagi diri dan yang lain”
Kata-katamu laksana embun di padang gersang nuraniku, memberiku setitik cahaya dalam kekalutan berfikirku.
Kau labuhkan hatimu untukku, dengan tulus tanpa pamrih.

Kusandarkan diriku di bahumu.
Terasa..
kelembutanmu menembus dinding-dinding kalbuku, menghancurleburkan segala keangkuhan diri.
Meluluhkan semua kelelahan dan beban dunia.
Dan membiarkannya tenang terhanyut bersama kedalaman hatimu.

Kutatap perlahan..
matamu yang membiaskan ketegaran dan perlindungan.
Kristal-kristal lembut yang sedang bermain di bola matamu, jatuh...setetes demi setetes.
Kau biarkan ia menari di atas kain kerudungmu.
Laksana oase di terik panasnya gurun sahara.

Ibu..
Nasihatmu memberi kekuatan untukku.
Rangkulanmu menjadi penyangga kerapuhanku untuk ,menapaki hari-hari penuh liku.
Semoga semua itu tak akan pernah layu..!!

Ibu..
Dalam kelembutan cintamu, kulihat kekuatan.
Dalam tangis air matamu, kulihat semangat menggelora.
Dalam dirimu, terkumpul seluruh daya dunia..!!
Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar