Pratama
Mungkin hampir semua kita pernah melihat kain perca atau benda yang terbuat dari itu. Mungkin juga berbagai benda lain yang dibuat dari benda-benda yang sebenarnya sudah remuk, koyak, pecah atau patah. Tak tahu dari sudut pandang yang lazim atau tidak, saya menangkap semangat yang berbeda dari benda-benda macam itu. Suatu rasa tak mau kalah. Semangat untuk tetap menjadi sesuatu. Semangat untuk tetap bahagia dan membahagiakan.

Pedih dan kesedihan tak ubahnya awan-awan dan hujan bagi kita. Dua hal tersebut, juga mungkin rekannya yang lain sering kali seperti susul menyusul merasuki hari dan hati kita. Dengan semua yang terjadi dan semua hal yang kita terima, kita akan sering kali merasa bahwa hanya kainkain perca yang tersisa buat kita untuk merajut hidup. Hanya sesuatu yang koyak, sebuah ketidaksempurnaan.
Kita bisa menangis, jadi bintang kesepian, lalu menulis puisi sedih di bawah hujan yang syahdu. Menyalahkan nasib, mempertanyakan "Mengapa bunda melahirkan aku?" Namun rasanya hidup ini terlalu lama untuk dilalui dengan menangis atau berkelahi dan menyumpahi dengan takdir.

Mengapa kita tidak memilih tersenyum, kemudian sambil bernyanyi lagu riang mengumpulkan perca-perca kepedihan, kegagalan, dan perca-perca lainnya. Bersiap-siap menyulamnya jadi sesuatu yang manis.
Entah ini kali ke berapa saya menulis, "Hidup adalah kumpulan dari ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan". Terkadang sesuatu harus terasa begitu pedih agar hal lain bisa begitu indah. Seberapa besar kita bisa meraih kebahagiaan dalam hidup sebanding dengan seberapa sering kita mengambil sikap yang tepat untuk mensyukuri semua yag terjadi dan menggambar keindahan yang lain dari remah-remah kepedihan.

Beberapa hal mungkin sudah terlanjur koyak, tak apa. Beberapa hal yang lain mungkin patah, ya sudahlah. Tersenyumlah tegar, lalu mulailah menyulam perca-perca kesedihan kita menjadi sesuatu yang lain. Mungkin saja taplak meja 'kearifan', sarung bantal 'kesabaran', sebuah kedewasaan, atau keikhlasan.
Terus kerjakan dan bertahanlah. Ketika kita berhasil dan semuanya selesai, orang lain bahkan diri kita sendiri akan tersenyum kagum, betapa kita sudah membuat perca-perca murung menjadi riang-riang kebahagiaan hanya dengan bermodalkan jarum syukur dan benang ketabahan.
Pratama
Yaa...Rabbi...
Aku berdo'a untuk seeorang yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang yang sangat mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu.
Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad SAW.
Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk-Mu dan orang lain.
Wajah, fisik, status atau harta tidaklah penting bagiku
namun yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau.
Dan berusaha menjadikan sifat sifat baik-Mu ada pada pribadinya.
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa, untuk siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidak sia-sia.

Seseorang yang memeliki hati yang bijak, tidak hanya otak cerdas
Seseorang yang tidak hanya menchntaiku, tetapi juga menghormatiku
Seseorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku.
seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku,hartaku atau statusku tapi karena Engkau.

Seseorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi.
Seseorang yang bisa menjadi asisten sang nakhoda kapal.
Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal.
Seseorang yang bisa menjadi penawar,seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lupa.

Yaa...Rabbi...
Aku tak dapat meminta seseorang yang sempurna
hingga aku dapat membuatnya sempurna di mata-Mu.
Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seseorang yang membutuhkan do'aku untuk kehidupannya.
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Dan membutuhkanku untuk hidupnya lebih hidup.


Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah Radhiyallahuanha
Atau setaqwa Aisyah Radhiyallahuanha
Tidak secantik Zainab Radhiyallahuanha
Tidak sekaya Khodijah Radhiyallahuanha.

Karena aku sadar aku bukanlah
orang yang semulia Abu Bakar Ra
Tidak setaqwa umar Ra
Ataupun setabah Ustman Ra
Juga tak segagah Ali Ra
Apalagi setampan usamah Ra.
Ataupun sekaya Abdurrahman bin auf Ra
Dan setegar zaid Ra

Aku hanya mengharap seorang akhir zaman
yang punya cita cita mengikuti jejak mereka
Membangun keturunan yang shaleh, membangun peradaban dan membuat Rasulullah bangga di akhirat.
Aku hanya seseorang lelaki akhir zaman yang punya cita cita mengikuti jejak mereka.

Yaa...Rabbii...
Buatlah aku menjadi seorang yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintai-Mu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku
Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dari-Mu
Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
Mampu memberikan semangat
Serta mendukungnya setiap saat
Dan bilamana kami bertemu,aku berharap kami berdua dapat mengatakan
"Betapa Maha Besar Engkau karena telah memberikan kami pasangan yang dapat membuat hidup kami menjadi sempurna".
Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan..
Amin Ya Rabbal 'Alamin.
Pratama
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.
Menjelang diturunkan dia bertanya kepada Allah.
Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana ? saya begitu kecil dan lemah, "kata si bayi.

Allah menjawab, "Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu."
"Tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa,
ini cukup bagi saya untuk bahagia."
demikian kata si bayi.
Allah pun menjawab, "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari,
dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan jadi lebih berbahagia.
Si bayi pun bertanya kembali,
"Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?"
Sekali lagi Allah menjawab,
"Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa."
Si bayi pun masih belum puas, ia pun bertanya lagi,
"Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat,
siapa yang akan melindungi saya?"
Dengan penuh kesabaran,
Allah pun menjawab,
"Malaikatmu akan melindungimu,dengan taruhan jiwanya sekalipun."
Si bayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya,
"Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi."
Dan Allah pun menjawab,
"Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku,
dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku,
walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu.

Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar,
dan sang anak dengan suara lirih bertanya,
"Tuhan, jika saya harus pergi sekarang,
bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?"
Allah pun menjawab,
"Kamu dapat memanggil malaikatmu... IBU "
Kenanglah Ibu yang menyayangimu..
Untuk Ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi..
Ingatlah engkau..
Ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu..
Ingatlah engkau ketika jemari Ibu mengusap lembut kepalamu, dan ingatlah engkau ketika air mata menetes dari mata Ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit..
Sesekali jenguklah Ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau di lahirkan..
Kembalilah memohon maaf pada Ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu..
Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk pulang..
Segeralah jenguk Ibumu yang berdiri menantimu di depan pintu bahkan sampai malampun kiat larut..
Jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang..
Ketika Ibu telah tiada...
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita, tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia..
Tang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya..
Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya..
tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi untukmu makan..

Tak ada lagi yang rela merawatmu sampai larut malam ketika engkau sakit..
Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu di setiap hembusan nafasnya..
Kembalilah segera..
Peluklah Ibu yang selalu menyayangimu..
Ciumlah kaki Ibu yang selalu merindukanmu dan berikan yang terbaik di akhir hayatnya..
Sobat...!!
Berdo'a lah untuk kesehatannya dan rasakan pelukan cinta dan kasih sayangnya..
jangan biarkan engkau menyesal di masa datang..
kambalilah pada Ibu yang selalu menyayangimu..
Kenanglah semua Cinta dan Kasih Sayangnya..
Ibu maafkan aku..
Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas..
Terima Kasih Ibu..

Pratama
Mungkin aku tak pahami bahasa yang kau utarakan,tapi ku tau apa yang kau rasa. Kucoba setia pada siang yang mengantar sore menuju senja,senja yang slalu setia dengan gurat-gurat jingganya.

Lalu malam ketika goresan goresan orange dicabik oleh kelamnya malam aku tak sembunyi, kuceritakan padamu sebelum jiwaku ditikam hitam. Aku begini adanya hitam putih warna yang kau suka,kujadikan warna baru dalam perjalanan hari hariku. Kaulah bidadariku bersayap putih indah cahayamu usir gelapku deru jiwa kesepian kau usir dengan kelembutanmu.

Sungguh aku rasakan semua itu mendapatkan kasih dan ketulusanmu,dan mencintaimu adalah anugrah. Walau hati gundah.. Kau tetap penyejuk yang dapat menenangkan jiwa,jiwa yang di rudung kelam hatiku dan hatimu saling menyapa penuh asa. Langit senja.. Akankah mengukir nama kita..?? Entahlah.. Angin dingin mungkin menghapus atau menyembunyikannya seiring luka yang aku torehkan dihatimu
Aku dan cinta telah melukai hatimu. Meski malam ini terus saja kupaksakan tangan menggoreskan kata,berdebat dengan pena,cinta dan sayang.

Kebodohan dan luka yang tlah nyata aku berikan. Sudah larutkah malam ini..?? Lalu bahasa apa lagi yg bisa kugoreskan sebagai kata "Maaf" untuk bidadari lembut dalam hatiku yang kini berkabut berlapis kerudung mendung. Luka yang tak sengaja aku torehkan kucintai tapi kulukai. Seluruh rangkaian bintang,rembulan dan hembusan malam memakiku aku pasrah,aku kalah dan kurasakan juga luka itu. Tapi mengertilah.. Bahwa hatiku mengatakan "aku sungguh cinta dan menyayangimu"
Kamu benar.. Aku naif,egois, aku jahat. dan mungkin masih banyak gelar lain seperti itu buatku.

Jika maaf tak mampu mengembalikan senyummu jika cinta bagimu adalah kebohongan, dan kepergian adalah jawaban. Aku pamit sekalipun keinginan itu tak ada. Aku memang penghuni yang tak tau diri bahkan disaat hatimu tlah kumiliki mungkin seharusnya aku tidak pernah ada disini. Ditempat kau tengah meraih lembar demi lembar bahagiamu tanpa harus meneteskan air mata bahkan merasakan pilu. Maafkan hati dan cinta yang telah melukaimu. Jika kepergianku adalah jawaban kembalinya indah senyummu.

I Always Love You..
Pratama
Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali
Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.
Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.
Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup
Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,

Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul
Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yag tinggal dijalanan
Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan
Dan disaat kamu lelah Dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran,orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan sepertimu.

Sebelum kamu menunjukkan jari Dan menyalahkan orang lain,
Ingatlah bahwa tidak Ada seorangpun yang tidak berdosa,,,
Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta
Dan ketika kamu sedang bersedih Dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum Dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !
Cintai orang lain dengan perkataan Dan perbuatanmu, Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan. Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan, Mereka cantik/tampan karena anda mencintainya. betul?
It's true you don't know what you've got until it's gone, but it's
Also true You don't know what you've been missing until it arrives!!!
Bersyukurlah senantiasa dalam segala perkara, sebab TUHAN itu baik dan Maha Adil...
Pratama
Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?"
Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku memelukmu?"
Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...
SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata "Sudahlah, jangan menangis."
SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di pundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama - sama."
SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Ia sangat cantik dan menawan."
SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."
Pada saat orang yang kau SUKAi menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
Pada saat orang yang kau SAYANGi menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, "Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan."
Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...

SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.
SUKA adalah hal yang menuntut.
SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.
Pratama
Kau Tanamkan kebencian dihatiku terlalu dalam... Hingga aku tak ingin menyapamu lagi, sejujurnya ku ingin kau hadir disini merasakan, menemani dan mengerti akan diriku, tapi sepertinya kau tetap inginkan aku jauh darimu.

Apa yang kau sembunyikan dibalik ini semua??
Taukah kamu akan hatiku kini??
Mengertikah kamu akan jiwaku kini??
Aku terpuruk dalam kesendirian yang tak menentu, langkahku yang semakin berat, detakkan jantung yang semakin keras, jiwaku yang semakin tak menentu..
Mengertikah kamu??
Paham kah kamu??
Kau yang dianggap semua orang ada dan menempati tempat tertinggi dalam kehidupan, tapi engkau membuatku mampu berpikir bahwa kau bukanlah siapa2 dan yang tak pernah hadir dalam dunia...

Kau biarkan aku dalam hamparan kehidupan yang begitu kejam, tak ada sapamu dan tak ku dapatkan pula teguranmu...
Apa yang kau inginkan....

Tolong...!!!

Pantaskan aku tuk dapatkan tempat terdamai yang pernah kau miliki. karena ku tlah merindukan belaian kasih sayangmu yang pernah kau berikan pada jiwa yang lain itu..
Agar ku bisa memujamu, menyanjungmu, dan senantiasa menyapa dan mengingatmu disetiap detak jantungku dan disetiap detik waktu kehidupan yang senantiasa berputar..
Pratama
Jika memang niatku untuk menuju ridho-Mu telah kujalani lalu,dan telah aku sapu.
Dan sekarang untuk apa aku bertemu dengan bidadari-Mu?
Bukankah kau yang menciptakan dia,dan membuatku jatuh hati padanya.

Jika ikhlasku belum cukup untuk mendapat ikhlas-Mu.
Biarkan aku mati mencoba demi anganku itu, ijinkan aku memeluk bidadari-Mu.
Hamparkan jalan yang lapang untukku berjalan menuju-Mu dengan dia ciptaan-Mu yang kucinta,
Meskipun berairmata aku terus mencoba dan mecoba memahami setiap nafas jiwanya.
Ya robb , jika engkau tak berikan sedikit karunia cinta-Mu.
Mungkin aku tak mengenal Cinta-Mu,
Engkau yang maha Besar dan Kuasa
Engkau tahu apa yg tersimpan dalam relung hati.
Engkaulah maha Terpuji.
Di saat ini, aku bersujud pada-Mu, memohon pada-Mu,
Ya Rahmann ya Rahhimm, di sini ku terkubur dalam dunia-Mu
Dunia yg sementara, dunia fana.
Bawalah aku ke diri-Mu, dalam dirinya yang kucinta kutemukan kerinduan kepada-Mu.
Seperti rinduku kepada matiku, seperti rindu ufuk pagi dengan senja sore.
Tak ada hal yg lebih indah selain bersanding dengan-Mu Ya Allah.
Namun jika aku terlalu berdosa untuk bisa mendekati-Mu
Berilah restu-Mu aku bersanding dengan ciptaan-Mu yang kucinta.
Tak cukup pujian dan syukurku ku panjatkan untuk-Mu.
Atas karunia berkah dan keselamatan.
Hamba hanya berharap matikan diriku dalam jalan-Mu, hidupkan aku dengan cinta-Mu.
Tak ada hal yang sempurna, jika Engkau wahai penguasa langit tak mengijinkan.
Pratama

Coba anda sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup anda. Renungkan tentang apa yang telah anda capai, orang-orang yang memperhatikan anda, pengalaman yang telah anda dapatkan, keahlian dan minat yang anda miliki; apa yang anda percayai, dan hal-hal yang terindah dalam hidup anda.


Hal-hal yang anda hargai, pelihara, dan jaga akan terus meningkat dalam hidup anda. Kelimpahan dimulai dengan dengan rasa syukur. Dengan rasa syukur yang tulus, anda menghargai apa yang telah anda miliki, yang selanjutnya akan mendorong anda secara mental, spiritual, dan fisik untuk mencapai apa saja yang menjadi tujuan anda.

Bagaimana mungkin anda mendapatkan hal-hal yang lebih besar, bila anda tidak bersyukur atas apa yang telah anda miliki saat ini? Toh semuanya, hanya bisa dimulai dengan apa yang anda telah miliki tersebut.
Anda tahu, bahwa anda dapat mencapai tujuan, karena anda pernah merintis hal seperti itu. Pengalaman adalah milik anda yang patut disyukuri. Siapa bilang tidak ada hal yang bisa disyukuri?

Segalanya dalam jangkauan anda saat anda bersyukur akan apa yang telah anda dapatkan.
Pratama

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, kau jawab, “Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh, “Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, “Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.
Pratama

Seorang pria berhenti ditoko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dikirimkan kepada sang ibu yang tinggal 250 KM darinya. Begitu keluar dari mobilmya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu.
Pria itu bertanya mengapa gadis kecil itu menangis dan gadis kecil itu menjawab,Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tetapi saya hanya mempunyai uang lima ratus rupiah, sedangkan harga mawar itu seribu rupiah.


Pria itu tersenyum dan berkata, Ayo ikut aku, aku akan membelikan bunga yang kau mau. Kemudian, ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk dikirimkan kepada ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri utuk mengantarkan gadis itu pulang kerumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, Ya, tentu saja. Maukah Anda mengantar saya ketempat ibuku?

Kemudian mereka berdua menuju tempat yang ditunjuk gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. Setibanya disana gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah. Melihat itu, hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat akan sesuatu. Bergegas ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimanya. Ia mengambil karangan bunga yang telah dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 KM menuju kerumah ibunya.

Pratama

Suatu petang ketika orang2 sedang sibuk berebut waktu untuk segera pulang kerumah masing2 setelah melakukan rutinitas pekerjaannya, di sebuah halte busway terlihat seorang bapak dengan 3 anaknya yang masih kecil2. Mereka sedang menunggu datangnya busway yang sebentar lagi akan membawa mereka pulang.

Ketiga anak itu berusia sekitar 8, 5 dan 3 tahun. Anak terkecil bagaikan seorang putri,ia begitu cantik dalam dekapan sang bapak. Sedangkan kedua anak lainya yang putra sedang asyik bermain2 kesana kemari. Itulah ciri anak seantero dunia.

Tibalah saatnya busway ditunggu datang.para penumpang pun seperti robot yang diperintahkan sama bergegas menuju pintu masuk busway, termasuk sang bapak dan ke3 anaknya. Kemudian keluarga itu dapat duduk di kursi busway yang disusun seperti kereta api listril(KRL). Lalu ke2 anak laki2nya beranjak dari kursinya dan bermain petak umpet di sela2 tubuh orang dewasa yang sebagian besar mengisi ruang busway itu.mereka sambil berteriak girang.

Terlihat beberapa penumpang yang wajahnya menjadi begitu muram. Mereka merasa tidak nyaman dengan kegaduhan itu. Hingga akhirnya ada seorang penumpang pria yang ketus menyatakan protesnya ke sang bapak, "Pak,tolong anaknya di atur ya, disi kan penumpang juga ingin tenang, sudah capek kerja,eh pulang kok masih aja ada yang ganggu!!". Lalu sang bapak sambil menggendong putrinya pun menjawabnya dengan senyum, "Maaf ya mas, ibu mereka baru saja meninggal sore ini di rumah sakit,dan saya belum mengatakan hal ini ke mereka. Nanti begitu sampai rumah saya akan mengatakannya, biarlah mereka merasakan kegembiraan yang menjadi hak mereka, karna saya merasa mereka akan banyak kehilangan kegembiraan setelah tahu bahwa ibu yang biasa mengasuh mereka dan menyayangi mereka setiap saat sudah tidak bersama mereka lagi selamanya, mas tidak keberatan kan, kalau mereka bermain sebentar saja di bus ini?".

Mendengar apa yg dibicarakan sang bapak,sebagian penumpang yang mendengarnya lalu terdiam dan merenung, termasuk sang pria yang baru saja memperotes sang bapak dengan ketus, tiba2 mereka teringat akan kasih sayang dan kesalahan2 yang pernah mereka perbuat kepada ibunya.

Diam2 diantara mereka ada yang menggambil handphone di saku celananya, lalu jari jempolnya membuat bari kalimat, "Ibu apa kabar? besok pagi saya mau pulang menjenguk ibu. Maafkan segala salah saya,ibu"

Kemudian dia mengirimkan sms itu ke nomor ibunya, dan berharap ia masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan ibunya besok...

Sayangilah orang tua (terlebih seorang ibu) sebelum kalian menyesali kepergiannya. Tangisan kalian akan sia-sia jikalau semasa hidupnya, tidak pernah kalian sayang kepada orang tua.

dikutip dari Kaskus
Pratama

Di sebuah desa hiduplah seorang ibu penjual tempe. Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan sebagai penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang. "Jika tempe ini yang nanti mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya. .." demikian dia selalu memaknai hidupnya.

Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu tempat tempe, dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh.Tempe yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang kedelai, sebagian berderai, belum disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian. Tempe itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk makan, dan modal membeli kacang kedelai, yang akan dia olah kembali menjadi tempe.

Di tengah putus asa,terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku..." Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya.

Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung. Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe. Dan... dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacang kedelainya belum semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Diayakin, Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi.

Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang,dia berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau Maha Tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah.Bantulah aku, kabulkan doaku..."

Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus tempe.Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan... belum jadi. Kacang kedelai itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang kedelai tersebut. "Keajaiban Tuhan akan datang... pasti," yakinnya.

Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, "tangan" Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe-tempenya. Berkali-kali dia dia memanjatkan doa... berkali-kali dia yakinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya.

Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang-keranjang itu. "Pasti sekarang telah jadi tempe!" batinnya. Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan... dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika pertama kali dia buka di dapur tadi.

Air mata menitiki keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan? Kenapa tempe ini tidak jadi? Apakah Tuhan ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk.

Dengan lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu. Dan dia tiba-tiba merasa lapar... merasa sendirian. Tuhan telah meninggalkan aku, batinnya.

Airmatanya kian menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan... esok dia pun tak akan dapat makan. Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan "teman-temannya" sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak. Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat...

Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum, memandangnya. "Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya?"

Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan. "Ya Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe..." Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. "jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe..."

"Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi?" tanya perempuan itu lagi.

Kepanikan melandanya lagi. "Duh Gusti... bagaimana ini? Tolonglah ya Allah, jangan jadikan tempe ya?" ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat, sahabat?? Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi! "Alhamdulillah!" pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli.

Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. "Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang belum jadi?"

"Oohh, bukan begitu, Bu. Anak saya yang kuliah S2 di Australia ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi, saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Oh ya, jadi semuanya berapa, Bu?"

Sahabat……Dalam kehidupan sehari-hari, kita acap berdoa, dan "memaksakan" Allah memberikan apa yang menurut kita paling cocok untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa dan merasa ditinggalkan Padahal, Allah paling tahu apa yang paling cocok untuk kita. Bahwa semua rencananya adalah SEMPURNA.